Irony - Konflik internal dan perasaan yang bertentangan

gua di sini,

bercakap dengan diri sendiri di tengah sunyi,

nggak ngerti mana yang bener

inilah yang gua mau,

atau inilah yang gua takutkan.

123Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ7tr4oNJ36V

di satu sisi, gua pengen teriak,

“gue capek pura-pura baik-baik aja!”

tapi di sisi lain, gua takut suara itu malah bikin semuanya runtuh.

ketika gua nyaris buka kata,

mulut gua tiba-tiba kaku,

dan gua kembali nahan.

123Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡN1YObFLZDM

gua pengen dekat,

tapi gua juga pengen mundur.

gua pengen dia ngerti gua sepenuhnya,

tapi gua juga takut dia kabur kalau tahu semua sisi gelap gua.

123Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡCe9QYUj1LK

ini persis kayak ironis

hati gua penuh gairah buat jujur,

tapi pikiran gua penuh alasan buat tetap diam.

123Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUc5idb0y1J

kalau gua bilang apa yang gua rasain,

apakah gua akan lebih bebas?

atau justru makin terjerat?

123Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡtIONvKGCUV

setiap detik gua dipaksa milih

antara rasa lega atau rasa menyesal.

gue berdansa di antara keduanya,

tanpa tahu mana langkah yang benar.

123Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMh9yvfF0f5

tapi mungkin…

konflik ini juga bagian dari proses.

gua belajar bahwa jujur kadang berarti menanggung resiko,

dan diam kadang berarti melindungi luka.

123Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMDizsgxfGG

di ujungnya, gua harus temuin jawaban sendiri

apakah gua siap menghadapi apa pun setelah kata-kata itu terucap,

atau gua rela terus hidup dengan semua “mungkin” yang menggantung.

123Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡMGrNdzCOgR

gue belum tahu jawabannya,

tapi gua di sini berani nulisnya, walau masih bingung.

123Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbT8nhJbU3e

ns216.73.216.82da2

Reading Theme:

Font Size:

Line Spacing:

Paragraph Spacing:

Load the next issue automatically