BAB 6: JIKA TIDAK TERSENYUM, AKAN DIHUKUM
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡOKkCclynBv
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡdJUZ1Hgmgw
Nayla terbangun dengan kepala yang terasa pusing, seolah-olah dunia berputar perlahan di sekitarnya. Ia sudah berada di kamarnya, terbaring di atas kasur yang seharusnya terasa nyaman, namun pagi ini ada yang berbeda. Selangkangannya terasa kebas dan perih, sensasi yang membuatnya meringis saat mencoba menggerakkan tubuh. Matanya terpejam sejenak, berusaha mengingat apa yang terjadi semalam. Ingatan samar tentang dirinya di kamar Reino muncul.
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKZNMDfNiEV
“Semalem aku ngapain sama Kak Reino ya? Kenapa selangkanganku perih banget rasanya.”
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡUo2sVL2D5r
Belum sempat ia menyusun pecahan-pecahan ingatan itu, tiba-tiba selimut yang menutupi tubuhnya ditarik dengan kasar. Dira berdiri di samping tempat tidur dengan ekspresi mendesak.
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpbRIliaSFH
“Nay, bangun! Mandi cepet, Ayah udah nunggu buat sarapan di bawah. Jangan bikin dia tambah marah,” ujar Dira sambil berbalik dan meninggalkan kamar.
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡPlaApjLcXH
Nayla terdiam, jantungnya berdegup kencang. Dengan susah payah, ia bangkit dan menyeret tubuhnya ke kamar mandi, rasa perih itu terus mengganggu setiap langkahnya.
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡn1EKOKy2g0
Beberapa saat kemudian, Nayla menuruni anak tangga menuju ruang makan. Langkahnya tertatih, kakinya gemetar menahan rasa sakit yang masih tersisa. Di ujung tangga, ia melihat Ravel, ayahnya, sudah duduk di meja makan dengan wajah dingin dan tatapan tajam. Nayla menunduk, tak berani menatap ke arahnya. Aura kemarahan yang memancar dari Ravel membuat udara terasa berat. Ia melangkah perlahan dan duduk di kursinya, tangannya gemetar di atas pangkuan.
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡxUN1Dx2iJX
Nayla melirik sekeliling meja makan. Hanya ada empat orang pagi itu: Ravel, dirinya, Kay, dan Dira. Reino dan Elina tidak ada di sana, entah pergi ke mana. Keheningan menyelimuti ruangan, hanya terdengar bunyi sendok yang sesekali menyentuh piring. Nayla menatap piringnya sendiri dengan wajah pucat, makanan di depannya tak tersentuh. Selera makannya hilang, digantikan oleh rasa takut yang menggerogoti. Ia bisa merasakan tatapan Ravel yang sesekali mengarah padanya, penuh penilaian.
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡEJwhu1o3Dc
“Nayla, kenapa kamu cuma diam? Makan,” suara Ravel menggema, tajam dan dingin.
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡF6bMY5jdP7
“A-aku... nggak lapar, Ayah,” jawab Nayla lirih, kepalanya semakin tertunduk.
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡbomKFrkNRX
Ravel mendengus kesal dan menjawab, “Nggak lapar? Oh, atau kamu pengen sarapan yang lain?”
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFYlyaI6dDj
“Maksud Ayah apa?” tanya Nayla bingung.
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ0BIV9Cxs5J
Tiba-tiba Ravel menarik tubuh Nayla hingga ia jatuh tersungkur di depan tubuh Ravel. Pria itu menurunkan celananya dan Nayla dipaksa melayani sambil tersenyum di hadapan Ravel. Melihat hal itu Nayla bingung harus berbuat apa, sedangkan Ravel sudah menatapnya seperti serigala yang kehausan.
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx6zmdP63Q7
“Kamu masih nggak paham juga? Kay, Dira ajari adik kalian!” kata Ravel.
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡNJyhsLwLsX
Kay dan Dira memandu Nayla untuk “belajar tampil menyenangkan” di depan Ravel. Mereka membantu Nayla melucuti pakaiannya dan memposisikan nya atas meja makan sebagai "pajangan hidup".
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ4pyJsWwpHL
“Kak, kenapa makanannya ditaruh di atas perutku?” tanya Nayla bingung.
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡuRhNMgTtPD
“Udah nurut, nggak usah banyak nanya!” jawab Dira.
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡDwya8trNGk
Perlahan Ravel menjilati tubuh Nayla dari ujung kaki lalu semakin naik ke paha dan berputar-putar di selangkangannya. Seketika tubuh Nayla menggelinjang, dia ingin menolak tapi sebenarnya ia menikmatinya.
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡcy0Vqt8357
“Empphh… Ahhh… Ayah…” racau Nayla.
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡFjwwrDL69d
“Ummm… Slurp… Kenapa Nay?” sahut Ravel makin liar memainkan lidahnya.
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ2UjReGH7s5
Kay yang melihat itu ikut merasa tegang, ia berdiri di atas kepala Nayla dan tangannya mulai meremas-remas gunung kembar Nayla sambil sesekali mencubit putingnya. Dira yang melihat itu tak ikut diam, dia sibuk menikmati makanan yang ditaruh di atas perut Nayla sambil menjilatinya.
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡaK1jtapqdw
“Ahhh… Ahhh… Geli…” desah Nayla.
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVTuMHAks0E
Kay, Ravel dan Dira saling pandang dan melempat senyuman nakal, seolah menjadi kode kalau Nayla sebenarnya menikmati permainan mereka bertiga. Kay dan Ravel lalu menggesekkan jari-jari mereka di memek Nayla untuk membuatnya basah.
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡebi31JBAvH
“Uhhh… Mpphhh… Ohhhh…”
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡqsrm9Tfhip
“Udah mulai becek nih, Yah,” kata Kay.
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVyO73A7ybC
“Kocok terus Kay, sampai Nayla banjir dan orgasme,” sahut Ravel.
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡvBhEqTWPz2
Dira gantian mengocok memek Nayla dengan memasukkan dua jarinya yang membuat tubuh Nayla menggelinjang hebat. Hingga akhirnya cairan putih kental keluar membasahi memeknya. Dira lalu berpindah posisi memegang tangan Nayla dari atas agar tak banyak gerak. Kay membuka kedua kaki Nayla hingga membuat memeknya terekspos.
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡXzv6eu4iTs
“Senyum Nay! Kalau nggak aku bakal main kasar!” kata Ravel yang membuat Nayla harus pura-pura tersenyum menikmati permainan ini.
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡShJT1epOcl
“Aku pengen sarapan pagi dengan menikmati memek kamu, Nay,” kata Ravel terkekeh.
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡVmaxhFwnOK
“Emmpph, Ayah jangan…” Nayla mulai memberontak tapi Dira dan Kay sudah memegang tangan dan kakinya.
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡ8yMv1BkY61
Ravel memegang kontolnya yang sudah tegang itu dan mulai menggesekkan ke memek Nayla untuk menggodanya. Sampai akhirnya kontol yang besar dan berurat itu melesat masuk ke dalam memek Nayla. Karena masih perawan, sontak Nayla menjerit kesakitan.
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡpU96sqQnZo
“Akh… Sakit…. Ummmm….”
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡut1XsgGnpZ
“Ahhh… Shhh… Ternyata kamu emang masih perawan, memek kamu rasanya sempit banget,” kata Ravel sambil menggoyangkan pantatnya maju mundur secara perlahan.
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡx2niTahZMI
“Ahhh… Ohhh…”
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡKFf7dA2ilS
“Duh, tetek Nayla kalau lagi geter juga bikin sange pengen aku remas,” batin Kay yang langsung meremas kedua tetek Nayla.
1442Please respect copyright.ＰＥＮＡＮＡmKcT5MDjNg
Ravel masih main dengan cara halus karena ia tahu ini adalah pertama kali buat Nayla. Sedangkan Dira terus memegangi tangan Nayla sambil mengulum bibirnya dari atas. Meja makan itu bergetar hebat kala mereka bertiga memainkan tubuh Nayla. Sarapan pagi itu berubah jadi makin panas.
ns216.73.216.254da2
and then Add to home screen.